Keberadaan Pohon baobab
(Adansonia sp) di Indonesia didatangkan orang belanda sebagai tanaman
hias. Pohon introduksi ini berasal dari benua hitam (Afrika). Perawakan
pohon baobab besar ‘meraksasa’. Tinggi pohonnya dapat mencapai 30 meter.
Sepintas pohonnya menyerupai randu alas. Lingkar batangnya dapat
mencapai lima pelukan orang dewasa. Bentuk buah baobab menyerupai buah
mahoni. Isi buahnya dapat dimakan. Kayunya memiliki tingkat kekerasan
yang rendah.
Baobab indonesia ditanam juga oleh orang arab. Beberapa pohon baobab dapat ditemukan di sepanjang jalan pantura. Baobab indonesia dapat tumbuh dimana saja. Pohon yang ditanam di dataran rendah mampu berbuah, sedangkan yang berada di dataran tinggi sulit berbuah.
Pohon baobab memperbanyak diri dengan biji. Perbanyakan yang lain dilakukan dengan cara stek batang. Sifat perakarannya memiliki kemiripan dengan adenium. Batang baobab mampu menyimpan air dalam jumlah banyak. Pada musim kemarau daunnya tetap terlihat hijau.
Masyarakat belum banyak mengetahui manfaat pohon baobab. Masyarakat memandang pohon ini kerapkali menjadi masalah. Pohonnya terlalu banyak memakan ruang tumbuh. Masyarakat belum berminat untuk mengembangkan pohon baobab. Sentra-sentra tanaman hias belum menyediakan bibit baobab. Dinas pertanian, perkebunan, dan kehutanan juga belum memperkenalkan bibit baobab pada masyarakat.
Tidak tersedianya bibit baobab menyulitkan usaha pengembangannya di indonesia. Pengembangan baobab memerlukan pendidikan dan informasi yang lebih pada masyarakat. Saat ini hanya mereka yang menyukai rasa keagungan, kebesaran, dan kekuasaan yang berminat menanam pohon baobab. Mereka-mereka adalah kebun koleksi, instansi pemerintah dan universitas.
Baobab indonesia ditanam juga oleh orang arab. Beberapa pohon baobab dapat ditemukan di sepanjang jalan pantura. Baobab indonesia dapat tumbuh dimana saja. Pohon yang ditanam di dataran rendah mampu berbuah, sedangkan yang berada di dataran tinggi sulit berbuah.
Pohon baobab memperbanyak diri dengan biji. Perbanyakan yang lain dilakukan dengan cara stek batang. Sifat perakarannya memiliki kemiripan dengan adenium. Batang baobab mampu menyimpan air dalam jumlah banyak. Pada musim kemarau daunnya tetap terlihat hijau.
Masyarakat belum banyak mengetahui manfaat pohon baobab. Masyarakat memandang pohon ini kerapkali menjadi masalah. Pohonnya terlalu banyak memakan ruang tumbuh. Masyarakat belum berminat untuk mengembangkan pohon baobab. Sentra-sentra tanaman hias belum menyediakan bibit baobab. Dinas pertanian, perkebunan, dan kehutanan juga belum memperkenalkan bibit baobab pada masyarakat.
Tidak tersedianya bibit baobab menyulitkan usaha pengembangannya di indonesia. Pengembangan baobab memerlukan pendidikan dan informasi yang lebih pada masyarakat. Saat ini hanya mereka yang menyukai rasa keagungan, kebesaran, dan kekuasaan yang berminat menanam pohon baobab. Mereka-mereka adalah kebun koleksi, instansi pemerintah dan universitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar