Sanseviera
didatangkan ke indonesia sudah lama. Bagi pecinta tanaman hias,
tumbuhan berdaun unik ini tergolong sebagai tanaman hias klasik. Bisnis
sanseviera mengalami pasang surut dalam perjalanannya hingga kini.
Pasang surut bisnis tanaman hias ini tergantung pada selera pasar.
Selera pasar yang berubah-ubah ini memaksa para pemulia melakukan
inovasi. Pemulia tanaman terus-menerus memperkenalkan varietas baru ke
pasar. Tidak heran pada saat ini bertebaran variasi bentuk dan warna
daunnya.
Morfologi tumbuhan berdaun unik ini mudah dikenali dari daunnya yang menjulur panjang seperti lidah. Para pecinta tanaman hias sering menyebut sebagai lidah mertua. Mungkin mereka terinspirasi pada mertua mereka yang sering mengomel. Daun lidah mertua yang klasik berwarna hijau. Tetapi sekarang ini para pemulia memperkenalkan berbagai macam warna daun. Warna daun yang diperkenalkan pemulia antara lain warna kuning di bagian tepi daun dan warna putih sebagian. Bentuk daun yang diperkenalkan para pemulia antara lain bentuk tombak, bentuk roset dan kipas.
Pecinta tanaman hias mengenal lidah mertua tidak hanya dari variasi bentuk dan warna daunnya saja. Dari publikasi jurnal penelitian, sanseviera diketahui oleh para peneliti sebagai pembersih udara. Daunnya mampu menyerap asap rokok dan gas polutan. Publikasi ini membuat gembira para pecinta tanaman hias ini. Mereka merasakan manfaat berganda pelihara lidah mertua. Publik yang awampun mengetahui manfaat tanaman ini.
Para pemilik hotel, kantor-kantor, dinas pertamanan pemerintah melirik tanaman berdaun unik dan indah ini sebagai pengisi ruangan dan pengisi elemen taman. Mereka menempatkan lidah mertua di sudut-sudut ruangan. Mereka memajang lidah mertua untuk dinikmati keindahannya sekaligus berfungsi sebagai pereduksi gas polutan. Dinas pertamanan pemerintah memanfaatkan tanaman pembersih udara ini sebagai pengisi elemen taman di sepanjang jalur hijau. Mereka mengharapkan gas buangan dari kendaraan bermotor terserap oleh lidah mertua.
Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bibit sanseviera di nurseri-nurseri. Sentra-sentra tanaman hias menyediakan bibit sanseviera dalam jumlah besar. Mereka menjual bibit sanseviera dengan murah. Nurseri-nurseri menjualnya dengan kisaran harga Rp 5.000,00 sampai Rp 10.000,00 per pot.
http://tanaman.org
Morfologi tumbuhan berdaun unik ini mudah dikenali dari daunnya yang menjulur panjang seperti lidah. Para pecinta tanaman hias sering menyebut sebagai lidah mertua. Mungkin mereka terinspirasi pada mertua mereka yang sering mengomel. Daun lidah mertua yang klasik berwarna hijau. Tetapi sekarang ini para pemulia memperkenalkan berbagai macam warna daun. Warna daun yang diperkenalkan pemulia antara lain warna kuning di bagian tepi daun dan warna putih sebagian. Bentuk daun yang diperkenalkan para pemulia antara lain bentuk tombak, bentuk roset dan kipas.
Pecinta tanaman hias mengenal lidah mertua tidak hanya dari variasi bentuk dan warna daunnya saja. Dari publikasi jurnal penelitian, sanseviera diketahui oleh para peneliti sebagai pembersih udara. Daunnya mampu menyerap asap rokok dan gas polutan. Publikasi ini membuat gembira para pecinta tanaman hias ini. Mereka merasakan manfaat berganda pelihara lidah mertua. Publik yang awampun mengetahui manfaat tanaman ini.
Para pemilik hotel, kantor-kantor, dinas pertamanan pemerintah melirik tanaman berdaun unik dan indah ini sebagai pengisi ruangan dan pengisi elemen taman. Mereka menempatkan lidah mertua di sudut-sudut ruangan. Mereka memajang lidah mertua untuk dinikmati keindahannya sekaligus berfungsi sebagai pereduksi gas polutan. Dinas pertamanan pemerintah memanfaatkan tanaman pembersih udara ini sebagai pengisi elemen taman di sepanjang jalur hijau. Mereka mengharapkan gas buangan dari kendaraan bermotor terserap oleh lidah mertua.
Masyarakat dapat dengan mudah mendapatkan bibit sanseviera di nurseri-nurseri. Sentra-sentra tanaman hias menyediakan bibit sanseviera dalam jumlah besar. Mereka menjual bibit sanseviera dengan murah. Nurseri-nurseri menjualnya dengan kisaran harga Rp 5.000,00 sampai Rp 10.000,00 per pot.
http://tanaman.org
Tidak ada komentar:
Posting Komentar